Sabtu, 12 Maret 2011

Dampak Tsunami di Industri Elektronik Jepang

Raksasa perusahaan elektronik seperti Sony, Sharp, Canon, Genesis turut terkena dampaknya.
Minggu, 13 Maret 2011, 11:43 WIB
Muhammad Chandrataruna
Tsunami hantam Jepang (AP Photo/Kyodo News)

Bencana gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter dan gelombang Tsunami telah memporakporandakan Jepang beserta isinya. Tidak terkecuali industri teknologi, meliputi semikonduktor dan elektronik.
Perusahaan penyedia informasi bisnis dan perdagangan publik IHS iSuppli coba menyuguhkan analisa seputar dampak gempa bumi terhadap produksi dan perdagangan elektronik secara global.

Sebagaimana diketahui, Jepang mempunyai segudang perusahaan semikonduktor yang mencakup skala global. Sebut saja beberapa di antaranya seperti Sony, Sharp, Canon, Genesis, Syncretic, dan sebagainya. Maka, tidak heran jika industri elektronik global agak "goyang" pasca bencana alam menghantam Negeri Matahari Terbit itu.

Berikut sejumlah temuan serta analisa dan komentar IHS Suppli terkait dampak gempa bumi di Jepang:
1. Pada tahun 2010, sekitar 13,9 persen dari seluruh pendapatan peralatan elektronik global berasal dari Negeri Matahari Terbit itu, menurut perkiraan IHS iSuppli.
Ini mencakup pembuatan semua peralatan elektronik, termasuk komputer, perangkat elektronik, dan peralatan komunikasi. Jepang menghasilkan US$216,6 miliar (1.900 triliun) sepanjang tahun 2010.

2. Jepang menyumbang 16,5 persen dari total pendapatan elektronik konsumen di tahun 2010. Negara ini juga mewakili 10,2 persen dari pendapatan pengolahan data di seluruh dunia.

3. Perusahaan-perusahan di Jepang setidaknya memberikan kontribusi lebih dari seperlima produksi semikonduktor secara global tahun lalu. Sejumlah perusahaan Jepang diketahui menghasilkan pendapatan US$63,3 miliar dalam usaha microship, menguasai 20,8 persen pasar global.

Dampak utama terhadap produksi semikonduktor di Jepang tidak selalu terkait dengan fasilitas produksi, tetapi lebih kepada rantai distribusi (supply chain). Pemasok lebih sering menghadapi kesulitan ketika mencari bahan baku. Menurut iSuppli, gangguan dalam penyediaan semikonduktor dari Jepang akan terganggu hingga dua minggu ke depan.

4. Produksi DRAM di Jepang mampu menyumbang 10 persen terhadap pasokan DRAM di seluruh dunia. Kontribusi sebesar itu disumbang oleh dua raksasa perusahaan DRAM, yakni Micron (perusahaan AS) dan Elpida (perusahaan Jepang). Namun, bagi industri ini bencana gempa bumi tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan.

5. Perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Jepang menduduki peringkat ketiga di antara perusahaan-perusahaan produksi manufaktur chip terbesar di dunia. Region Asia Pasifik berada di peringkat 1, disusul region Amerika. Sementara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika berada satu peringkat di bawah Jepang. Sehingga, ketika industri di Jepang lumpuh, otomatis industri chip di seluruh dunia turut terganggu.

6. Di sektor produksi panel LCD, Jepang berkontribusi 6,2 persen dari total produksi sebesar US$86,3 miliar di dunia sepanjang tahun lalu. Jepang juga terhitung menguasai 14 persen produksi panel TV LCD. Sharp termasuk salah satu perusahaan yang diperhitungkan kali ini. Untungnya, Sharp tidak secara langsung terkena dampak gempa karena lokasinya jauh dari titik pusat gempa.

Namun, dampak gempa justru dirasakan oleh perusahaan-perusahaan kecil yang memproduksi komponen panel LCD. Diketahui Jepang mencatat produksi yang tinggi untuk komponen-komponen yang digunakan pada panel LCD atau produk berbasis LCD, misalnya kaca, filter warna, polarizer, cold cathode fluorescent lamps (CCFLs) dan light-emitting diodes (LEDs). (adi)
     Hal terpenting yang harus diperhitungan pada saat membangun rumah di Jepang adalah ketahanannya terhadap 4 musim termasuk pada musim panas dan musim dingin. Rumah tradisional Jepang dibuat dengan terlebih dahulu memasang tiang kayu utama ditengah. Lantai ditinggikan sekitar 10 cm dari tanah lalu ditutup dengan balok kayu untuk lantai, hal ini bertujuan untuk menghindari embun dari tanah.
Area dapur dan ruang masuk memiliki lantai yang terbuat dari kayu namun ruangan dimana biasanya digunakan untuk duduk seperti ruang tamu, lantainya ditutupi dengan sejenis anyaman yang disebut tatami. Orang Jepang tidak biasa menggunakan kursi di ruangan beralasan tatami ini, mereka biasa duduk dengan beralasan tatami atau menggunakan bantal tipis yang disebut zabuton. Inilah alasannya mengapa orang Jepang melepas sepatunya ketika masuk rumah.
Kerangka rumah Jepang terbuat dari kayu dan sisi melebarnya ditopang oleh tiang vertikal, balok yang disusun mendatar dan bingkai diagonal. Bingkai diagonal merupakan adaptasi dari teknologi asing yang diadaptasi oleh masyarakat Jepang. Ciri khas dari rumah Jepang adalah adanya atap yang lebar dan atap yang tinggi untuk melindungi penghuninya dari sinar matahari di musim panas.
Pada masa lalu dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang direkatkan dengan adonan tanah sebagai perekat atau lem nya, namun kini banyak material lain yang bermacam-macam untuk membuat dinding rumah Jepang. Bahan yang sering digunakan saat ini adalah plywood (tripleks). Pada masa lalu banyak rumah yang memiliki tiang penyangga yang tersembunyi yang berada di balik dinding. Pada jaman Meiji (1868-1912), rumah dibuat dengan metode baru dengan memasang tiang penyangga di dalam dinding untuk mengurangi bahaya ketika terjadi kebakaran. Pada jaman Meiji banyak atap ditutupi dengan sirap atau jerami, namun kini biasanya atap rumah ditutupi dengan genteng atap yang disebut kawara. Rumah Jepang saat ini dibuat dengan kombinasi gaya tradisional dan teknologi modern.

     Rumah tradisional Jepang dibuat dari kayu dan ditunjang tiang-tiang kayu. Namun dewasa ini rumah Jepang biasanya mempunyai kamar-kamar bergaya Barat dengan lantai kayu dan kerap dibangun dengan tiang-tiang baja. Lagi pula, makin banyak keluarga di kawasan perkotaan tinggal di gedung-gedung apartemen baja beton yang besar.
Ada dua perbedaan besar dengan rumah Barat, yakni orang tidak mengenakan sepatu di dalam rumah dan setidaknya ada satu ruang yang cenderung dirancang dalam gaya Jepang, berlantaikan tatami. Orang melepaskan sepatu begitu memasuki rumah agar lantai rumah tetap bersih. Genkan, jalan masuk, merupakan tempat untuk melepaskan sepatu, meletakkannya, dan mengenakannya kembali. Setelah melepaskan sepatu, orang Jepang mengenakan sandal rumah.
Tatami adalah sejenis tikar tebal yang dibuat dari jerami, sudah dipakai di rumah Jepang sejak sekitar 600 tahun yang lalu. Sehelai tatami biasanya berukuran 1,91 x 0,95 meter. Ukuran ruang/kamar biasanya didasarkan pada jumlah tatami. Lantai tatami terasa sejuk pada musim panas dan hangat pada musim dingin, dan tetap lebih segar daripada karpet selama bulan-bulan lembab di Jepang.

Perkembangan Rumah Prefabrikasi

   Rumah prefabrikasi (disingkat prefab) adalah rumah yang kontruksi pembangunannya cepat karena menggunakan modul hasil fabrikasi industri (pabrik). Komponen-komponennya dibuat dan sebagian dipasang oleh pabrik (off site). Setelah semuanya siap, kemudian diangkut ke lokasi, disusun kembali dengan cepat, sehingga tinggal melengkapi utilitas (utility) serta pengerjaan akhir (finishing). Dengan demikian, beberapa manfaat seperti waktu konstruksi yang cepat, lingkungan pembangunan yang lebih bersih, dan biaya yang lebih murah, dapat diraih. Karena biasanya berdasar atas modul, maka keleluasaaan pemilihan disain pun menjadi terbatas pada apa yang telah tersedia. Namun ini tidak mengurangi minat pasar untuk terus menggunakannya.
Dibalik fakta yang dijelaskan di atas, konotasi kata prefabrikasi saat ini mengalami perubahan. Era sebelumnya rumah prefabrikasi hanya mengandung terminologi: material terbatas, massal dan hibrid pada suatu lokasi, moduler, panel, fabrikan (manufactured), dengan sistem semi-fix (pre-engineered system). Namun kini, terutama di Jepang, rumah prefab tak ada bedanya dengan rumah-rumah biasa: materialnya beragam bahkan high-tech end, tidak harus massal pembangunanya (fleksibel sesuai kebutuhan), dan bersifat permanen. Faktor terakhir ini (budaya berumah) tak lepas dari perjalanan sejarah industri perumahan di Jepang sendiri.
Perkembangan Rumah Prefabrikasi
Definisi rumah prefab di dunia sangat beragam. Di Amerika atau Canada rumah prefab lebih dikenal sebagai manufactured house yang bertumpu pada struktur baja, mengikuti mobile home atau caravan sebagai rumah dinamis yang menjadi pendahulu untuk hampir empat abad lamanya (sebutan lain adalah portable house prefab). Ini juga tidak lepas dari proses produksi manufactured house yang 85% di antaranya harus diselesaikan di dalam pabrik, atau masih dibedakan dengan modular house sebagai rumah prefab. Data tahun 1996, 24% konsumsi rumah baru di Amerika adalah rumah keluaran pabrik ini (3% di antaranya adalah rumah prefab moduler).
Kasus di Eropa (terutama negara-negara baltik) dan Jepang berbeda lagi. Rumah prefab hanya mempunyai satu definisi. Yaitu sebagai rumah dengan modul tertentu dan dibangun layaknya rumah biasa (dari satu lantai sampai low rise house). Bedanya adalah sebagian dari komponennya banyak yang diselesaikan di pabrik. Beberapa kalangan mengelompokkan pendefinisian ini ke dalam dwellhouse prefab dan telah menjadi bagian dari budaya berumah di negara-negara tersebut. Setelah perang dunia kedua, dengan banyaknya proyek rehabilitasi permukiman atau pembangunan massal, rumah prefab banyak menjadi pilihan karena kecepatan pembangunannya dan murah. Kayu banyak digunakan sebagai pilihan utama material bangunan karena sifat fleksibiltiasnya (menyangkut teknologi pada saat itu).
Dari kayu ini, saat ini material bangunan untuk rumah prefab sudah sangat beragam, seperti beton pracetak (precast concrete), baja ringan (light gauge-steel), kayu lapis (timber framed) dan beragam materi mutakhir lainnya. Dari produksi massal, saat ini masyarakat bisa memilih rumah-rumah prefab itu secara individu dengan hanya memilih disain di katalog atau ruang pamer (housing plaza) dan beberapa modifikasi yang dimungkinkan. Rumah akan berdiri dalam waktu pengerjaan (construction time) tak lebih dari sebulan setelah semua syarat (termasuk tanah tentunya) tersedia.
Merespon Isu Keberlanjutan
Dewasa ini, imej rumah prefab sebagai rumah semi permanen mulai pudar. Bahkan di Jepang anggapan rumah prefab adalah rumah sementara itu hampir tidak ada. Objektivitas ini didukung oleh budaya bermukim di Jepang dan erat hubungannya dengan dasar-dasar rumah Jepang itu sendiri, seperti adanya kebiasaan penggunaan modul untuk ukuran ruang (jou, ken, kiwari, dan sebagainya). Perkembangan aspek-aspek kenyamanan, gaya, fungsi, kekuatan, kemudahan perawatan, dan keterjangkauan dari rumah prefab ini menjadikannya mengalami peningkatan dalam penjualan. .
Daiwa House dan Sekisui House yang telah lama bergerak dalam bisnis real estat sejak awal tahun 1960-an, yang diikuti Mitsui House dan Misawa Home, telah menggunakan konsep rumah prefab untuk produk-produknya sejak awal. Dengan mempercepat jangka waktu konstruksi dan pengerjaan di lokasi, kualitas terkontrol di pabrik, maka beberapa masalah yang berhubungan dengan biaya konstruksi dan gangguan terhadap lingkungan saat konstruksi sedikit banyak bisa tereduksi. Selain itu respon terhadap isu berkeberlanjutan mulai lebih diperbarui dengan pemanfaatan material-material bangunan ramah lingkungan (eco friendly materials), seperti penggunaan bahan-bahan daur ulang (recycled materials) dan sistem fisika bangunannya pun lebih bertumpu pada solar atau hybrid power system.
Meskipun terdapat keterbatasan disain (minimalis) pada disain rumah prefab, namun pada kenyataannya produksi rumah prefab di Jepang (termasuk untuk ganti model) menunjukkan kecenderungan naik akhir-akhir ini (dari tahun 1991-2000 tiap tahun terdapat pembangunan sekitar 1.2-1.5 juta rumah prefab ini, JREI, 2000). Peran pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Jepang dalam mendorong pengembangan rumah prefab sebagai bagian dari metode memperbanyak jumlah rumah layak bagi masyarakat pun berperan besar. Faktor mahalnya harga tanah dan bangunan menjadi faktor penghambat masyarakat memiliki rumah, terutama bagi keluarga muda. Mereka yang memilih tinggal di pinggiran kota atau kota-kota kecil lah yang dibidik sebagai konsumen rumah prefab ini. Mereka lebih memilih hidup di atas rumah sendiri meskipun kecil. Persis seperti ungkapan Frank Gehry, seorang arsitek dunia dalam merespon perkembangan rumah mungil prefab ini, “The problem with the younger generation is that no-one is interested in making monuments”.

Kamis, 03 Maret 2011

RUMAH TRADISIONAL JEPANG




 Rumah tradisional dengan bangku duduk yang didominasi bahan kayu serta pintu geser arah horizontal dan vertikal dari kayu identik dengan rumah tradisional Jepang.

Beberapa jalan kecil berupa gang juga sangat menarik diikuti karena dari jalan kecil tersebut kita dapat melihat taman gaya Jepang di area halaman belakang dan depan rumah. Taman yang dilengkapi kolam batu alam dilengkapi bonsai, pancuran air dari bambu, dan kerajinan bambu lain menambah daya tarik kawasan ini.

Rumah tradisional Jepang berbahan kayu dan atap ditindih batu dengan aksesori fasade khas Jepang. Kebanyakan bangunan utama di kawasan ini terbuat dari papan.

Atap yang ditindih batu untuk menahan agar tidak terbang tertiup angin dengan talang air pada sisi atap dan menyalurkan air ke tanah yang terbuat dari bambu juga menunjukkan kecerdikan dan pemikiran unsur teknis tukang. Ruangan dengan lantai tanah, tatami, dan fondasi batu alam yang ditindih bangunan bahan kayu menjadi salah satu ciri khusus.
Dengan struktur bangunan kayu berpintu geser dengan teralis kayu horizontal dan vertikal memperlihatkan gaya arsitektur tradisional jepang kuno.

Tidak hanya citranya, tetapi konstruksinya pun sederhana sekali “ semakin sedikit, semakin baik”. Prinsip ini sudah diambil alih dalam seni arsitektur internasional.

INTERIOR RUMAH TRADISIONAL JEPANG

Interior dan pemilihan bahan rumah Jepang Tradisional ini pun masih sama napas cita rasanya. Dinding-dinding tipis, nyaris tidak bermateri (kertas pun masih dipakai untuk dinding-dinding ruangan). Tidak aman memang dan sangat dingin di musim salju,tetapi sikap Shinto satu dengan alam tetap dimenangkan.

Maka perhatikan gambar dibawah ini terlihat tampak ciri ke Jepangan pada bangunan dan perabot rumah itu.

Perhatikan dinding-dinding, lantai dan langit-langit. Semua serba bidang polos, dapat dikatakan tanpa hiasan apapun. Satu-satunya “hiasan” hanyalah permainan garis-garis lurus dan bidang-bidang murni. Ditambah gambar bergaya sangat hekmat goresan, kaligrafi sajak satu saja di ruang utama dengan tokonominya.

Dalam ruang utama, tempat penerimaan tamu, dibuat panggung kecil yang berdinding mundur sebagai tempat keramat, suatu fokus, tempat orientasi diri psikologis dalam rumah, yang disebut tokonoma. Kadang-kadang lukisan diganti dengan yang lain, atau dipajang satu syair dengan seni kaligrafi indah, demi percakapan tentang puisi atau tukar-menukar kearifan, pengetahuan budaya.

Ruang Panti minum Bosen , dari biara Kohoran. Lihatlah bagaimana sekian unsur kontras bermain dalam melodi tesa-antitesa-sintesa:
1. Luar dan Dalam.
2. Garis bidang geometrik lurus-datar-ketat dan bentuk-bentuk organik luwes.
3. kebersihan polos netral warna di dalam dan yang serba variasi warna-warni di luar.

Denah Rumah tradisional Jepang dengan pembagian ruang yang berbentuk sederhana yaitu kotak atau persegi. Manusia modern abad ke 20 memang sedang gandrung pada segala hal yang geometris. Tetapi geometriks yang menyentuh kalbu hati. Dan apa yang menjadi kenyataan budaya arsitektur dari seorang tokoh dan perintis arsitektur modern, Mies Van der Rohe? Mies van der Rohe merumuskannya demikian: “semakin sedikit semakin baik”. Tetapi perumusan yang menjadi tersohor itu praktis sudah dikerjakan berabad-abad oleh orang-orang yang berjiwa Shinto dan Budha Zen.

PAKAIAN ADAT JEPANG

Kimono Vs Yukata

      Sampai detik ini, masih banyak yang tidak bisa membedakan antara kimono dan yukata. Umumnya orang mengerti bahwa pakaian tradisional Jepang adalah kimono. Namun ketika melihat jenis pakaian tradisional Jepang lainnya, yang selalu disebut adalah kimono. Lalu sebenarnya bagaimana yah…!?
Kimono  (着物) adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf “T”, mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta.
Yukata  (浴 衣, baju sesudah mandi) adalah jenis kimono  yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air panas. Menurut urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah.
Ada beberapa jenis kimono  yang disesuaikan dengan fungsi dan tingkat formalitasnya :
Kurotomesode adalah jenis kimono yang paling formal untuk wanita yang sudah menikah dan berwarna hitam. Pakaian ini digunakan untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara resmi lainnya. Ciri khas kurotomesode adalah bermotif indah pada bagian bawah sekitar kaki depan dan belakang. Ada lambang keluarga yang terletak pada tiga sisi yaitu punggung, dada bagian atas kanan dan kiri, dan bagian belakang lengan.



   

Irotomesode adalah  jenis kimono yang  dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Pemilihan motif lambang dapat disesuaikan dengan jenis acaranya. Kimono irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kuritimesode, misalnya resepsi di istana kaisar.


 


 Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahannya berwarna cerah dengan motif yang mencolok diseluruh bagian kain. Ciri furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Pakaian ini digunakan saat menghadiri upacara seijin shiki, resepsi pernikahan teman, upacara wisuda atau hatsumode.
 


 Homongi (secara harafiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita yang sudah menikah atau wanita dewasa yang belum menikah. Homongi dikenakan wanita yang sudah menikah untuk menghadiri resepsi pernikahan, pesta-pesta resmi, Tahun baru, atau upacara minum teh.
 


 Iromuji adalah kimono semiformal, tetapi bisa dijadikan kimono formal bila iromuji memiliki lambang keluarga(kamon). Iromuji terbuat dari bahan yang berwarna lembut seperti pink, biru muda, atau kuning dan warna lembut lainnya. Iromuji dapat digunakan pada acara pernikahan jika jumlah lambang keluarga ada lima. Tetapi jika hanya satu, pakaian ini dapat digunakan saat acara minum teh.

 

 

Tsukesage adalah kimono semiformal yang digunakan oleh wanita yang sudah/belum menikah. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga dan diperbolehkan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi atau perayaan tahun baru.

 

 
Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah/belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah bermotif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman atau menonton pertunjukan digedung.

 

 
Tsumugi adalah kimono yang dipakai untuk bersantai dirumah dan dapat digunakan untuk wanita yang sudah/belum menikah. Kimono jenis ini dapat digunakan saat keluar rumah seperti berbelanja atau berjalan-jalan. Bahan yang digunakan adalah katun ataupun sutra kelas rendah yang tebal dan kasar.



 


 
Yukata adalah kimono yang dipakai saat musim panas. Bahannya terbuat dari kain katun yang tipis  tanpa pelapis.


 

MENGENAL NEGARA JEPANG

Berbicara mengenai eksotisme dan keindahan negeri sakura mungkin tak cukupkata untuk melukiskan keindahan negeri ini, negeri di mana saat ini saya menimba ilmu. Saya jadi teringat beberapa pengunjung blog ini yang begitu berapi-api dan sangat terobsesi untuk mencicipi atmosfer negeri sakura, dan begitu ingin tahu informasi lebih tentang negeri eksotis di seberang lautan ini. Sependapat dengan beberapa pengunjung blog ini, saya juga terperanjat kaget melihat keindahan negeri sakura ini begitu menjejakkan kaki saya pertama kali di negeri ini, jauh dari apa yang bisa saya bayangkan ketika membaca buku panduan tentang Jepang. 50 tahun lebih hubungan persahabatan Indonesia – Jepang, selayaknya memotivasi kita untuk mengexplore lebih jauh lagi tentang negeri sahabat kita ini.
Jepang boleh dibilang bukan negara yang luas, luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu satu per dua puluh lima dari luas Amerika Serikat (sedikit lebih kecil daripada Kalifornia), satu per dua puluh dari Australia, dan 1,5 kali luas Britania. (Bandingkan dengan luas daratan Indonesia : 2.027.087 km2). Tiga perempat negeri Jepang bergunung-gunung, sedangkan bagian selebihnya berbentuk dataran dan cekungan. Jepang terdiri dari rangkaian pulau-pulau yang membentang sepanjang 3000 kilometer dari utara ke selatan. Empat pulau utamanya adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
Jepang dikelilingi laut. Arus hangat dan dingin mengalir melalui laut-laut di sekitarnya, sehingga membentuk lingkungan yang mendukung berkembangnya berbagai spesies ikan. Sebagian besar wilayah Jepang berada dalam Zona Utara Beriklim Sedang dan beriklim monsun yang lembab, dengan angin tenggara yang bertiup dari Samudera Pasifik selama musim panas dan angin barat-laut yang bertiup dari benua Eurasia (Eropa-Asia) pada musim dingin.
Negeri Jepang mempunyai empat musim yang beroratasi teratur setiap tahunnya. Pemandangan indah di wilayah Jepang terjadi di dua musim yaitu ketika bunga sakura bermekaran di musim semi dan dedaunan berubah menjadi warna-warni merah, jingga, dan kuning yang mempesonakan pada musim gugur. Rakyat Jepang menikmati pertanda-pertanda perubahan musim dan mengamati perkembangannya dengan memperhatikan laporan cuaca, yang menampilkan peta di mana sakura sedang bermekaran pada musim semi dan dedaunan musim gugur sedang indah-indahnya. Ujung utara dan selatan Jepang mempunyai iklim yang sangat berbeda. Misalnya, pada bulan Maret, orang dapat berjemur sinar matahari di wilayah selatan atau bermain ski di wilayah utara!






Kawasan Daerah

         Jepang terdiri dari 47 prefektur. Berdasarkan keadaan geografis dan sejarahnya, 47 prefektur ini dapat dikelompokkan menjadi sembilan kawasan yaitu : Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa.
Setiap kawasan ini mempunyai dialek dan adat-istiadat sendiri, serta budaya yang unik. Misalnya, kawasan Kanto yang mencakup Tokyo, dan kawasan Kansai yang mencakup Osaka, amat kontras dalam segala hal, mulai dari citarasa makanan hingga gaya seni pertunjukan tradisional, sehingga orang senang membanding-bandingkannya.
Penduduk Jepang berjumlah 127 juta orang, menduduki tempat ke-9 di dunia dalam hal jumlah penduduk terbanyak di dunia. Karena jumlah penduduknya cukup banyak dibandingkan dengan luas daratannya, maka rata-rata kepadatan penduduknya cukup tinggi yaitu 342 orang per 1 km2. Angka ini jauh lebih besar daripada Amerika Serikat (29), dan Prancis (107), dan kurang-lebih sama dengan Belgia (333).
Daerah-daerah pegunungan meliputi lebih dari 70% dari daratan Jepang, sehingga kota-kota utama berpusat di tanah datar yang luasnya tidak sampai 30% dari daratan Jepang. Kota dengan penduduk lebih dari satu juta adalah : Sapporo di Hokkaido; Sendai di kawasan Tohoku; Saitama, Tokyo, dan Yokohama di kawasan Kanto; Nagoya di kawasan Chubu; Osaka, Kyoto, dan Kobe kawasan Kinki; Hiroshima di kawasan Chugoku; dan Fukuoka di Kyushu. Kiranya tidak perlu dikatakan lagi bahwa Tokyo sebagai ibukota merupakan pusat kegiatan Jepang. Kota-kota utama lainnya berperan sebagai pusat politik, ekonomi dan kebudayaan bagi kawasan yang bersangkutan.
 

SAPPORO

        Sapporo adalah kota terbesar di Hokkaido. Berbeda dengan kota-kota utama di pulau Honshu, yang dibangun secara bertahap selama bertahun-tahun, Sapporo dikembangkan berdasarkan rancangan pada akhir abad ke-19; jalan-jalannya tersusun dengan pola teratur. Sapporo merupakan titik pangkal bagi para pelancong untuk menikmati keindahan alami Hokkaido pada musim panas dan untuk bermain ski serta snowboarding pada musim dingin. Foto ini menunjukkan dua lambang kota : Taman Odori dan Menara TV Sapporo. Setiap bulan Februari di taman ini berlangsung Festival Salju Sapporo.

TOKYO

         Sebagai pusat politik Jepang sejak tahun 1603, Tokyo adalah ibu kota dan pusat ekonomi serta informasi. Di tengah-tengah kota terdapat Istana Kekaisaran yang dulu merupakan Puri Edo. Di sekitar Istana terdapat National Diet Building (Gedung Parlemen), kementerian-kementerian, dan distrik-distrik bisnis. Sekitar 30 juta orang, atau kurang lebih seperempat dari jumlah penduduk Jepang, tinggal di Metropolitan Tokyo dan sekitarnya. Foto ini menunjukkan gugusan gedung pencakar langit di Shinjuku.




NAGOYA

          Nagoya adalah kota terbesar di kawasan Chubu. Daerah di seputar Nagoya merupakan pusat produksi mobil serta berbagai industri lainnya yang sangat berkembang. Puri Nagoya sebagai lambang kota, dibangun pada tahun 1612 oleh Tokugawa Ieyasu, shogun pertama dari pemerintahan Edo yang berkuasa di Jepang selama 270 tahun. Puri ini terkenal dengan dua patung shachihoko (makhluk laut imajiner) emas yang terpasang pada atapnya. Puri Nagoya hancur pada tahun 1945, kecuali beberapa menara kecil dan gerbangnya. Kemudian dibangun kembali pada tahun 1959, lengkap dengan shachihoko emas yang baru.

KYOTO

        Dulu pernah menjadi ibu kota Jepang, yaitu pada akhir abad ke-8. Kyoto mempunyai sejarah lebih dari 1200 tahun dan dikenal dengan banyak kuil tua dan taman yang indah. Pada tahun 1994 UNESCO telah menunjuk 17 kuil Budhis, kuil Shinto, dan puri di kota Kyoto, Uji, dan Otsu sebagai situs Warisan Dunia.
 

OSAKA

       Sejak didirikan pada abad ke-7, Osaka menjadi pangkalan bagi perdagangan dengan negara-negara lain. Osaka Raya adalah metropolis kedua terbesar di Jepang sesudah Tokyo Raya. Kota ini dikenal dengan makanan enak serta komedi. Pada tahun 1970 Osaka menjadi tuan rumah Eksposisi Dunia yang pertama di Asia. Pada tahun 1994 telah dibuka Bandar Udara Internasional Kansai di sebuah pulau buatan di Teluk Osaka dan kini menjadi sebuah gerbang utama ke Jepang bagi para pengunjung dari luar negeri.

HIROSHIMA

        Pada tahun 1945 Hiroshima menjadi kota pertama di dunia yang pernah dijatuhi sebuah bom atom, namun Hiroshima berhasil pulih kembali dan menjadi salah satu kota utama Jepang. Di Miyajima, sebuah pulau dekat Hiroshima, terdapat Kuil Shinto Itsukushima di mana torii (gerbang depan kuil Shinto) terlihat menjulang dari laut ketika laut pasang. Kuil ini merupakan sebuah situs Warisan Dunia.
 

FUKUOKA

          Kota terbesar di Kyushu ini secara geografis dekat dengan daratan Asia dan menjadi pusat pertukaran antara Jepang dan Asia. Festival Hakata Dontaku dan Hakata Gion Yamakasa, yang spektakuler, berlangsung di kota ini. Makanannya pun terkenal, seperti mizutaki (chicken hotpot) dan mie ramen. Salah satu daya tarik kota ini adalah warung makanan kaki lima yang berjejer di sepanjang tepi sungai.

NAHA

       Naha adalah kota terbesar di Okinawa, yaitu prefektur yang terletak paling selatan dan paling barat di Jepang. Okinawa berada di sebelah barat-daya dari Kyushu, terdiri dari 160 pulau besar dan kecil. Karena berada di Zona Tropis, Okinawa memiliki alam yang amat indah dan cuacanya hangat. Samudera biru cerah yang mengelilingi Okinawa menjadikan kepulauan ini salah satu tempat terbaik di dunia untuk scuba diving dan berbagai rekreasi bahari lainnya.





9 Lokasi Wisata di Jepang Wajib Anda Kunjungi

Selasa, 11 Januari 2011 - 14:31 wib
Pasha Ernowo - Okezone
Detail Berita
Gassho Zukuri Minka en, salah satu tempat wisata di Jepang. (Foto: Panoramia)
SEBAGAI salah satu negara yang banyak diminati wisatawan dunia, Jepang menawarkan beberapa tempat wisatanya yang menarik. Mulai dari gedung-gedung mewah di pusat kota, kuil-kuil kerajaan dan keagamaan yang unik, hingga tempat-tempat wisata baru.

Untuk Anda yang berniat menyambangi Negeri Sakura, yuk simak beberapa daftar lokasi wisata yang wajib dituju!

Kampung Sejarah Hokkaido

Ini merupakan sebuah perkampungan di pinggiran Sapporo yang banyak dihuni oleh sekitar 60 bangunan rumah petani dan nelayan. Hampir sebagian besar kehidupan yang berlangsung di sana yang dimulai sejak periode Meiji (1868-1912).

Di dekat kampung sejarah Hokkaido, ada Museum Hokkaido yang dikenal dengan nama kaitaku kinenkan.

Museum Abashiri Prison

Bangunan bekas Penjara Abashiri ini dibuat sebagai tempat pameran yang menggambarkan kehidupan sehari-hari para tahanan. Di kawasan ini setidaknya ada sekitar 12 bangunan yang berdiri.

Boso no Mura

Tidak seperti 30 bangunan yang ada di Narita, kehidupan di Boso no Mura terlihat lebih tradisional dengan aneka kerajinan yang dibuat para perajin di rumahnya sendiri dan tempat-tempat peternakan.

Boso no Mura atau "Desa Boso" merupakan bagian dari Prefektur Chiba yang memproduksi banyak kerajinan khas di zaman Edo. Desa ini juga dekat dengan Bandara Narita.

Bangunan baru di Museum Arsitektur Edo-Tokyo

Bangunan ini merupakan "bagian luar" dari Museum Edo-Tokyo yang menyimpan aneka fitur bangunan-bangunan bersejarah di Tokyo, terutama dari Zaman Meiji (1868-1912). Di kawasan ini setidaknya ada sekira 20 bangunan yang menarik.

Meiji Mura

Salah satu museum terbesar dan terbaru di Jepang adalah Meiji Mura atau Desa Meiji yang terletak di Inuyama.

Perkampungan Rakyat Hida

Di sini Anda bisa menyaksikan berbagai rumah asli Hida, Gassho-Zukuri dan yang ada di sekitar pegunungan Takayama berjumlah sekira 25 bangunan.

Gassho Zukuri Minka en

Museum Pameran di Shirakawa-go ini melestarikan berbagai rumah pertanian Gassho Zukuri, dan struktur lainnya. Di kawasan ini setidaknya terdapat sekira 20 bangunan.

Shikoku Mura

Shikoku Mura merupakan tempat wisata yang menawarkan keindahan bangunan-bangunan dan struktur lainnya dari berbagai periode sejarah yang terjadi di seluruh Pulau Shikoku. Takamatsu memiliki sekira 30 bangunan.

Kebun Glover

Di kota yang dulunya pernah dibom Amerika ini, terdapat sekira 10 bangunan yang berdiri kokoh. Namun salah satu dari bangunan-bangunan itu adalah kebun Glover yang saat ini menjadi taman yang indah di Nagasaki. Konstruksi rumah bergaya Barat abad ke-19 turut dipamerkan di tempat ini.



GB

Mengunjungi Kuil Asakusa Tokyo

Kuil Asakusa di Tokyo mejadi salah satu wisata di Jepang yang banyak dikunjungi wisatawan. Untuk masuk ke kuil, kita harus berjalan sekitar 100-200 meter dengan di sisi kiri kanan jalannya dijejali bermacam suvenir ataupun kue tradisional Jepang.

Tempat wisata di Jepang

Walaupun Jepang tidak disebut sebagai jamrud katulistiwa seperti Indonesia, tetapi sungguh obyek wisata alam di Jepang sangat indah dan menakjubkan. Ingin pergi ke gunung Fuji-san? Dari Shinjuku ada banyak bis yang bisa mengantar kita sampai jauh naik ke Fuji-san yaitu ke tempat yang disebut Gogome. Dengan bis yang mewah dan santai serta pemandangan alam sepanjang perjalanan yang cantik, benar-benar membuat kita takjub dan memuji kebesaran yang pencipta. Atau kalau ingin pergi hiking ke gunung Takao-san yang lebih dekat ke Tokyo, ada beberapa course yang dapat kita ambil untuk mendaki sampai ke puncak hingga turun lagi sampai ke danau Sagami-ko, mulai dari course ringan hingga yang berat. Atau kalau kita mau mendaki gunung sambil duduk santai menikmati pemandangan pucuk-pucuk pinus yang menghampar di sepanjang lereng, disediakan juga “kursi gantung” yang cukup untuk dua orang. 
Kalau mau yang di dalam Tokyo, kita bisa mencoba pergi ke Odaiba atau Shiodome, kota terpadu lengkap dengan pusat-pusat rekreasi dan perbelanjaannya. Ada pula  kyutai temboshitsu (ruang memandang berbentuk bola) di stasiun Fuji Terebi. Di sana kita bisa berpose di dalam televisi bersama penyiar Fuji Terebi… :) . Kita juga dapat mengarungi sungai Sumida-gawa hingga ke teluk Tokyo dengan bis air.  Tokyo tower, odaiba, shibuya, yokohama port dan akihabara dengan kekhasan masing-masing sudah menjadi tempat wajib untuk dikunjungi.
Kita juga dapat pergi ke Asakusa di mana kita bisa menemui keunikan Jepang tradisonal masa lalu yang natsukashii. Dari stasiun Otemachi kita bisa mampir ke Istana Kaisar yang dikelilingi parit penuh dengan ikan koi yang gemuk-gemuk. Atau dari stasiun Nagatacho kita dapat ke Perpustakaan Nasional yang berisi lebih dari 7 juta literatur. Anda dapat pula pergi ke gedung kembar Tokyo-tocho yang megah di Shinjuku, yang tingginya mencapai 243m (48 lantai), di sana ada temboshitsu di sepasang lantai 45 yang bisa kita masuki dengan gratis.
 
Sebagai negara adikuasa, dan negara pengekspor ke empat di dunia, tidak mengherankan jika industri pariwisatanya pun mengalami kenaikan luar biasa. Jepang dikenal memiliki keunikan dalam kuliner karena menyehatkan. Khusus tempat wisatanya, Jepang memiliki sejumlah tempat bersejarah yang merupakan tempat favorit untuk berlibur bersama keluarga.
Wisata ke Jepang mungkin merupakan salah satu wisata atau tour yang paling menyenangkan dalam hidup Anda. Jepang memiliki kebudayaan yang kental, pemandangan wisata yang bagus, dan juga kehidupan yang modern.
Berikut ini beberapa tempat pariwisata di Jepang yang mungkin perlu Anda kunjungi bila Anda melakukan tour ke Jepang baik tour sendiri maupun dengan paket tour ke Jepang.
Ariake/Odaiba
wisatajepang Tempat Wisata Di Jepang

kotaariake Tempat Wisata Di Jepang
pemandanganjepang Tempat Wisata Di Jepang
Terletak di tengah kota Tokyo Bay di tanah reklamasi, Ariake merupakan daerah terbuka yang luas dihiasi dengan monolitik, bangunan futuristik. Skala bangunan dan lansekap adalah pikiran-boggling. Seluruh hutan telah ditransplantasikan, dan proyek tersebut masih dalam pembangunan. Di pusat gambar, Anda dapat melihat perbedaan yang beberapa tahun dapat membuat. Anda bisa mendapatkan ke Ariake dengan menggunakan metode garis Yurikamome dari Shimbashi. Ini kereta ulang-alik otomatis yang dijalankan di ban karet. Jika Anda berniat untuk mendapatkan dan mematikan lebih dari sekali, ¥ 800 melewati hari adalah kesepakatan yang baik. Pada tahun 2003, sebuah jalur kereta baru, Rinkai-sen, mulai dari pelayanan kepada O-Daiba/Ariake Osaki. Walaupun jauh lebih cepat daripada Yurikamome, perjalanan kereta masih 10 menit biaya 320 ¥!
Juga di daerah ini adalah Fuji Television Building. Ini sebenarnya terletak di suatu tempat bernama O-Daiba, bersama dengan perbelanjaan besar / restoran deck disebut kompleks. Banyak konstruksi yang terjadi sehingga ini merupakan daerah untuk mengawasi. Bahkan ada sebuah replika kecil dari Patung Liberty di sini.
kotajepang Tempat Wisata Di Jepang
Pada tahun 1999, pusat perbelanjaan lain yang disebut pallete Town dibuka di O-Daiba. Seiring dengan taman hiburan dan ruang pameran Toyota, ada pusat perbelanjaan katering untuk perempuan disebut “Venus Fort”. Saya telah diberitahu bahwa ia menyerupai Forum di Las Vegas. Pada tahun 2000, Aqua City Mall dibuka di samping dek.
Tokyo DisneySea
disneysea1 Tempat Wisata Di Jepang
Main Entrance with Aquasphere
Pada musim gugur 2001, Tokyo DisneySea membuka sebelah Tokyo Disneyland (DisneySea, Disneyland, get it?). DisneySea unik ke Jepang. Butuh waktu 13 tahun untuk membangun dengan biaya sebesar $ 3 miliar, dan itu menunjukkan. Perhatian terhadap detail dan rekayasa yang masuk ke tempat ini adalah pikiran-boggling.

Rabu, 02 Maret 2011

Aneka ragam budaya Jepang (bunka, matsuri, ongaku, eiga , iro-iro aru)

Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini :

Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.

Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.

Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.

Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.

Sejarah

Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.

Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.

Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.

Tiga matsuri terbesar

* Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)
* Tenjinmatsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
* Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, bulan Mei)

Matsuri yang terkenal sejak dulu

Daerah Tohoku

* Nebuta Matsuri (kota Aomori, bulan Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, bulan Agustus)
* Kantō Matsuri (kota Akita, bulan Agustus)
* Sendai Tanabata Matsuri (kota Sendai, bulan Agustus)

Daerah Kanto

* Chichibuyo Matsuri (kota Chichibushi, Prefektur Saitama, 2-3 Desember)
* Sanja Matsuri (Asakusa-jinja, Tokyo, bulan Mei)
* Sannō Matsuri (Hie-jinja, Tokyo, bulan Juni)

Daerah Chubu

* Owarafū no bon (kota Toyama, Prefektur Toyama, bulan September)
* Shikinenzōei Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan setiap 6 tahun sekali, terakhir diadakan bulan April-Mei, 2004).
* Takayama Matsuri (kota Takayama, Prefektur Gifu, bulan April dan bulan Oktober)
* Furukawa Matsuri (kota Hida, Prefektur Gifu, bulan April)

Daerah Kinki

* Aoi Matsuri (Kyoto, bulan Mei)
* Jidai Matsuri (Heian-jingu, Kyoto, bulan Oktober)
* Tōdaiji Nigatsudō Shuni-e atau dikenal sebagai Omizutori (Nigetsu-dō, kuil Tōdaiji, Nara, 12 Maret)
* Kishiwada Danjiri Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)
* Nada no Kenka Matsuri dan Banshū no Aki Matsuri (Prefektur Hyogo, diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū dengan pusat keramaian di kota Himeji di bulan Oktober)
* Nachi no Hi Matsuri (Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, bulan Juli)
* Aizen Matsuri, Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal sebagai "Tiga Matsuri Musim Panas Terbesar di Osaka" (Prefektur Osaka, bulan Juni-Juli)

Daerah Chugoku dan Shikoku

* Saidaiji Eyō (Okayama, Prefektur Okayama, bulan Februari)
* Awa Odori (Tokushima, Prefektur Tokushima, 12-15 Agustus)

Daerah Kyushu

* Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka, Prefektur Fukuoka, bulan Juli)
* Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur Nagasaki, 7-9 Oktober)
* Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur Saga, bulan November)

Pengertian lain

Dalam bahasa Jepang, kata "matsuri" juga berarti festival dan aksara kanji untuk matsuri (祭, matsuri?) dapat dibaca sebagai sai, sehingga dikenal istilah seperti Eiga-sai (festival film), Sangyō-sai (festival hasil panen), Ongaku-sai (festival musik) dan Daigaku-sai (festival yang diadakan oleh universitas).

Shimin Matsuri adalah sebutan untuk matsuri yang diselenggarakan pemerintah daerah atau kelompok warga kota dengan maksud untuk menghidupkan perekonomian daerah dan umumnya tidak berhubungan dengan institusi keagamaan.

Festival dan Matsuri yang lain


* Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)
* Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)
* YOSAKOI Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)
* Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)
* Odawara Hōjō Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)
* Yosakoi Matsuri (kota Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)
* Hakata dontaku (3-4 April, kota Fukuoka)
* Hamamatsu Matsuri (3-5 Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)
* Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (kota Kita Kyūshū, Prefektur Fukuoka, hari Sabtu minggu pertama bulan Agustus)

Default Origami

Origami
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.

Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.

Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.

Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.

Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.

Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.

Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusu





Default Sudoku

Sudoku

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sudoku (数独, sūdoku?), juga dikenal sebagai Number Place atau Nanpure, adalah sejenis teka-teki logika. Tujuannya adalah untuk mengisikan angka-angka dari 1 sampai 9 ke dalam jaring-jaring 9×9 yang terdiri dari 9 kotak 3×3 tanpa ada angka yang berulang di satu baris, kolom atau kotak. Pertama kali diterbitkan di sebuah surat kabar Perancis pada 1895 dan mungkin dipengaruhi oleh matematikawan Swiss Leonhard Euler, yang membuat terkenal Latin square.

Versi modern permainan ini dimulai di Indianapolis pada 1979. Kemudian menjadi terkenal kembali di Jepang pada 1986, ketika penerbit Nikoli menemukan teka-teki ini yang diciptakan Howard Garns.

Nama "Sudoku" adalah singkatan bahasa Jepang dari "Suuji wa dokushin ni kagiru" (数字は独身に限る, "Suuji wa dokushin ni kagiru"?), artinya "angka-angkanya harus tetap tunggal".

Musik Tradisional Jepang (plus alat musiknya)

TAIKO
Kata taiko (太鼓) berarti "drum besar" dalam bahasa Jepang. Di luar Jepang, kata ini digunakan untuk merujuk kepada berbagai jenis drum Jepang (和太鼓, 'wa-daiko', "drum Jepang", dalam bahasa Jepang) dan kepada bentuk seni yang relatif belakangan dalam bentuk ansambel menabuh drum (kadang-kadang lebih khusus disebut, "kumi-daiko" (組太鼓).

Nagado-daiko (長胴太鼓, taiko yang berbadan panjang) terdiri atas dua potong kulit sapi yang dibentangkan di atas sebuah kerangka kayu (biasanya diukir dari satu potong kayu, kini sering dibuat dari sisa-sisa sebuah gentong kayu) dan diregangkan. Kepala dari tsukeshime-daiko (付締め太鼓, seringkali disingkat menjadi, "shime-daiko" atau "shime" saja) dibentangkan di atas cincin-cincin besi dan dijepit di sekitar badan yang lebih kecil. Tali tsukeshime-daiko ditarik hingga ketat sebelum digunakan setiap kalinya. Okedo-daiko (桶胴太鼓, taiko berbadan gentong, seringkali disingkat menjadi "okedo" atau "oke") dapat dipasang di atas sebuah dudukan dan dimainkan seperti taiko lainnya, tapi biasanya digantungkan melintang ke bahu sehingga si pemain drum dapat berjalan dan sekaligus juga memainkannya. Taiko Jepang lainnya mencakup uchiwa-daiko (内輪太鼓、 taiko kipas), hira-daiko (平太鼓, taiko datar), o-daiko (大太鼓, taiko besar), dan serangkaian instrumen tabuh lainnya dalam ansambel tradisional Jepang noh, gagaku, dan kabuki.

Drum okedo-daiko merentang dari yang kecil dan mudah dibawa, hingga drum yang paling besar dari semua drum Jepang. Berbeda dengan nagado, drum ini dapat dibuat dalam berbagai ukuran, namun TIDAK dalam segala ukuran mengingat konstruksi kayu stavenya. Wilayah Aomori terkenal akan festival Nebuta. Di sini okedo besar dimainkan oleh banyak orang sambil dibawa dengan kereta sepanjang jalan. Okedo mempunyai penopang betta-nya sendiri yang diciptakan oleh Hayashi Eitetsu.

Selain itu, seperti nagado-daiko, okedo mempunyai suara pinggiran, yang disebut "ka." Namun, ketika memainkan pinggiran sebuah okedo, penting bagi pemain untuk memukul hanya bagian yang palin luar dari cincin metalnya dan bukan pinggiran dari tubuh drum itu sendiri. Kayu tipis dan ringan dari okedo khususnya mudah penyok dan akan cepat menurun kondisinya bila dipukul.

Penggunaan taiko dalam perang
Di Jepang pada masa feodal, taiko sering digunakan untuk memotivasi pasukan, menolong menentukan langkah barisan, dan mengatur perintah atau pengumuman. Menjelang atau pada saat memasuki pertempuran, taiko yaku (penabuh drum) bertanggung jawab untuk menentukan langkah barisan, biasanya dengan enam langkah untuk setiap pukulan drum (ketukan-2-3-4-5-6, ketukan-2-3-4-5-6).

Menurut salah satu catatan sejarah (Gunji Yoshu), sembilan rangkai dari lima ketukan berarti memanggil sekutu ke medan tempur, sementara sembilan rangkai dari tiga ketukan, yang dipercepat tiga atau empat kalinya, adalah panggilan untuk maju dan mengejar lawan.

Lainnya
Bachi
pemukul kayu yang digunakan untuk memainkan drum taiko.

Ji
juga disebut Jiuchi, adalah irama dasar yang digunakan untuk mendukung irama utama, atau O-uchi. Sebagian dari irama yang lebih lazim untuk ji adalah don doko, don ko, atau don go (pola mengayun). Jikata adalah pemain yang memainkan irama ji.

Oroshi
dicirikan oleh serangkaian pukulan pada taiko. Pemain mulai dengan lambat dengan banyak ma. Pelan-pelan ma (waktu) antara masing-masing pukulan menjadi semakin singkat, hingga penabuh melakukan pukulan yang cepat

Image

Senin, 28 Februari 2011







“Street fashion” berkembang pesat di Jepang dewasa ini. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan peran kalangan anak-anak muda (remaja) di berbagai penjuru kota Jepang yang berlomba-lomba untuk menampilkan sesuatu yang baru dan unik. Tetapi yang lebih penting adalah berbagai gaya yang tercipta pada dasarnya menampilkan kepribadian masing-masing personal. Ada berbagai macam Street Fashion yang tercipta di Jepang, diantaranya yang terkenal adalah Harajuku Style, Cosplay, Ganguro, Lolita, dan Kogal. Street Fashion tersebut dapat dijumpai di kota-kota kawasan Jepang seperti Harajuku, Shibuya, Ginza, Odaiba, dan Shinjuku. Dengan kata lain, Street Fashion telah menjadi suatu trendsetter di Jepang.
Lolita Cloths
Bahkan di negara besar seperti Amerika juga terkena wabah Street Fashion ini, misalnya jika kita lihat dari penampilan live artis Gwen Stefani dalam albumnya yang berjudul ”Love. Angel. Music. Baby.” pada tahun 2004. Pada album tersebut terlihat bahwa Stefani sudah terpengaruh dengan Street Fashion Jepang yaitu dengan menggunakan penari latar (bernama Harajuku Girls) yang mengenakan kostum Gothic Lolita, sedangkan ia sendiri memadukan busana Christian Dior dengan busana gaya Jepang. Dampak lebih jauh yaitu dalam berbagai media, Stefani yang lahir pada tanggal 3 Oktober 1969 ini tidak hanya diakui dan dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, dan aktris, tetapi juga sebagai seorang fashion trendsetter.
Lolita Cloths
Nampaknya wabah Street Fashion Jepang tidak hanya terjadi di negara adikuasa tetapi juga di Indonesia. Terbukti dengan penampilan beberapa penyanyi dan grup band, baik lokal maupun nasional. Contohnya seperti penampilan Maia Achmad pada Duo-Ratu dan Agnes Monica yang menggunakan konsep Harajuku; demikian halnya dengan Pinkan Mambo (mantan vokalis Duo Ratu) yang menggunakan konsep Lolita Fashion. Sedangkan grup band yang telah terpengaruh dengan kebudayaan Jepang juga tampil dengan konsep Street Fashion seperti J-Rocks, dan bahkan band-band lokal Jogjakarta seperti Restu Ibu, Rev de Kei, Netsubou, dan lainnya.
Tidak kalah menarik; ternyata tidak hanya public figur (entertainer) saja yang mengikuti gaya Street Fashion, tetapi juga kalangan anak-anak muda yang bergabung menjadi suatu komunitas. Di dalamnya mereka bebas berekspresi sesuai dengan karakter masing-masing, bahkan sampai mengadakan beberapa event yang berhubungan dengan kebudayaan Jepang. Tetapi pada kenyataannya mereka tetap menjadi diri sendiri, karena mempelajari kebudayaan asing bukan berarti harus meninggalkan kebudayaan Indonesia. So, buat kamu-kamu yang ingin tampil bergaya ala Street Fashion, tidak ada salahnya bila kamu mencoba sedikit tips dalam hal berpakaian sesuai dengan konsep Street Fashion meskipun sederhana, sebagai berikut:
Langkah-langkah:
  1. Hindari konsep keserasian. Tentu saja, biasanya kita akan lebih suka menjodohkan misalnya jeans warna biru dengan kaus T-shirt favorit kita. Tetapi cobalah memadukan kemeja (kaus berkerah) dengan banyak kaus berwarna-warni di dalamnya.
  2. Untuk aksesoris, dapat memakai legwarmers atau leggings (pembalut kaki), kaus-kaki motif polkadot, beruntai-untai kalung besar (kalung mutiara), topi, dasi, penutup telinga, syal warna-warni, tas tangan, dan lainnya. Buatlah supaya indah/manis.
  3. Makeup yang digunakan usahakan mirip seperti boneka, tetapi jangan berlebihan. Tidak harus menggunakan lisptik berwarna terang, tetapi lebih baik memakai eyeliner yang tebal (jenis liquid, di atas kelopak mata). Jenis makeup tiap-tiap Street Fashion tidaklah sama, oleh karena itu perlu pemahaman lebih lanjut untuk masing-masing gaya tersebut.
  4. Rambut haruslah ditata. Seperti cewek-cewek Harajuku, potongan rambutnya biasanya pendek (gaya bob) yang disertai dengan poni (tinggi di atas alis mata) dan kucir (pendek); atau rambut panjang lurus. Selain itu, mereka biasanya mempunyai rambut yang berwarna-warni, misalnya warna pink terang ataupun warna pelangi. Tidak lupa dengan aksesoris rambut, bisa berupa pita rambut atau jepit rambut yang dipasang dalam jumlah banyak, bahkan sampai berjumlah lima/enam buah.
  5. Gunakanlah sepatu khusus seperti misalnya model platform (sepatu hak tinggi; alas datar; bentuknya mirip dengan sepatu bot).
  6. Japanese street style menggambarkan kepribadian seseorang, tidak cukup hanya dengan memadukan baju (berlapis-lapis), rambut berwarna, dan memakai makeup saja. Gaya tersebut dapat berubah-ubah seiring dengan perkembangan waktu, oleh karena itu anda perlu membaca beberapa buku/majalah fashion sebagai referensi. Bila menginginkan tampil ala Cosplay, manga dan anime dapat menjadi pilihan yang tepat untuk berkreasi. Bisa juga menambah referensi tentang fashion lewat majalah-majalah remaja untuk memadukan gaya busana Indonesia dan Jepang.
Petunjuk:
  • Cobalah untuk tidak berbelanja di toko pakaian biasa atau department store. Tempat berbelanja yang tepat adalah toko/butik kecil dan toko yang menjual berbagai macam aksesoris khusus Jepang.
  • Ingatlah, bahwa ada bermacam-macam street style di Jepang, seperti Ganguro, Harajuku, Lolita, Kogal, dan lainnya. Sebenarnya tidak ada aturan yang pasti untuk menjadi bagian dari street style tersebut, yang bisa dilakukan adalah mempelajarinya dengan tetap mengasah kreativitas.
Hal yang perlu diperhatikan:
  • Jangan berlebihan dalam mengekspresikan diri sesuai dengan konsep street fashion. Misalnya cukup menggunakan maksimal dua lembar kaus dan lima jenis warna saja (tidak termasuk motif garis/ motif lain).

Gaya Busana Harajuku


gaya harajukuSaat ini Harajuku tidak hanya trend di Jepang saja, bahkan sudah menjadi konsumsi masyarakat barat dan dunia. Sebagai contoh, artis yang terinspirasi dengan gaya harajuku adalah penyanyi Gwen Stefani, dan kemudian dengan cepat menjadi trend di Amerika. Padahal awalnya harajuku muncul karena adanya dorongan para generasi muda Jepang, yang ingin memadukan gaya fashion asli tradisional Jepang (seperti kimono dan sandal), dengan gaya modern ala barat. Mereka membentuk komunitas yang selalu berkumpul dengan gaya fashion yang unik di sebuah daerah pusat perbelanjaan di Tokyo, yaitu district Harajuku.
Jadi seperti apa gaya Harajuku yang sebenarnya? Bahkan di daerah asalnya saja (Harajuku district), gaya harajuku selalu mengalami perubahan dan evolusi yang cepat. Kenapa? Karena Harajuku adalah gaya fashion jalanan (street fashion) yang begitu bebas dan natural , sehingga sulit kalau dicari definisinya dengan pasti. Namun mesti tidak ada suatu patokan yang pasti, berikut adalah tips yang dapat membantu anda untuk tampil dengan gaya Harajuku:

1. Lakukan Kombinasi Fashion Yang Berbeda-beda, Baik iIu Matching Ataupun Tidak Matching
Harajuku identik dengan kombinasi style, warna, dan pola yang saling bertubrukan. Misalnya: kombinasi mantel hitam dengan rok pink, atau bahkan pakaian punk rock dikombinasi dengan seragam sekolah. Anda bebas melakukan apa saja yang anda suka, namun bukan berarti bisa melakukannya secara serampangan atau asal-asalan, karena dalam harajuku anda harus mampu menunjukkan image yang kuat tentang diri anda. Anda harus kreatif dan berpikir di luar kotak dalam mengkombinasikan fashion. Untuk mengasah feeling anda, sebaiknya selalu update dengan perkembangan harajuku di daerah asalnya, Harajuku District. Beruntunglah karena saat ini tidak perlu jauh-jauh datang langsung ke Jepang, karena anda bisa menghemat waktu dan biaya dengan browsing secara online

2. Kenali Dulu Berbagai Jenis Variasi Gaya Harajuku
Sangatlah tidak mungkin anda dapat tampil dengan gaya harajuku bila belum mengetahui aliran-aliran dalam harajuku berikut ini:
Gothic Lolita, ini adalah gaya klasik harajuku. Cirinya adalah mengenakan busana campuran antara gothic, feminime, dan elegant. Penampilan gaya Gothic Lolita ini mirip dengan boneka Victoria.
Visual Kei, ini adalah ciri dari japanese rock (fashion ala punk, gothic, sampai heavy metal) dengan model rambut eksentrik, dan dipadu dengan berbagai aksesoris, make up, dan tindik (konsultasi dengan orang tua anda mengenai tindik).
Cosplay, ini adalah gaya busana yang terinspirasi dari tokoh game, tokoh anime, atau tokoh kartun favorit anda.
Decora style, yaitu style dengan perpaduan warna yang ngejreng, flamboyant, dengan berbagai pernik aksesoris dari kepala sampai ujung kaki. Bahkan saking banyaknya aksesoris yang dipakai, setiap saat bergerak, semua aksesoris tersebut akan berbunyi secara bersamaan. 
Kawaii, artinya adalah cute, ini merupakan gaya anak-anak yang riang atau ceria. Anda bisa mengambil inspirasi dari tokoh anime, mainan, warna-warna pastel dan sebagainya.
Ganguro, cirinya adalah fashion dengan warna-warna cerah, rok mini, gelang, kalung, lipstick dengan waran putih, eye shadow, dan rambut yang di bleaching dengan warna abu, silver, atau orange.
Wamono, yaitu gaya memadukan antara busana barat dengan gaya tradisional jepang.

3. Cobalah Bereksperimen Dengan Busana Yang Berlapis
Salah satu keunggulan dari gaya harajuku adalah layering atau pakaian yang berlapis-lapis. Sweater, rompi, jacket, blus, gaun, legging, dan yang lainnya. Pemakaian busana yang berlapis atau yang memberi kesan berlapis (misalnya busana dengan model berkerut) akan memberikan banyak pilihan dalam gaya berfashion anda.
4. Desain Sendiri Model Pakaian Anda
Mendesain sendiri adalah gaya yang popular dalam harajuku. Bongkar lemari pakaian anda. Kumpulkan pakaian yang sudah lama tidak anda kenakan. Lalu kreasikan, misalnya: rok motif bunga bisa ditambah dengan pita atau bahkan dengan sesuatu yang ganjil, misalnya diberi lipatan pada sudut tertentu.Bahkan gaun hitam polos yang membosankan pun bisa anda ubah menjadi lebih menyenangkan. Caranya? Ambil gunting, lalu desain sendiri sesuai keinginan anda!  

5. Gunakan Aksesoris Yang Bersemangat
Gunakan aksesoris yang menarik perhatian seperti perhiasan, anting, dasi, aksesoris rambut, ikat pinggang, sarung tangan, kaos kaki, dan apapun yang dapat membumbui penampilan anda. Biasanya aksesoris tersebut berwarna ngejreng dan tidak perlu matching dengan busana anda. Apalagi dengan gaya decora , lonceng yang dapat berbunyi pun dapat digunakan sebagai aksesoris.

6. Menggunakan Make Up Dan Gaya Rambut Yang “Liar”
Gaya harajuku tidak hanya tentang cara berpakaian, kuncir rambut termasuk gaya yang popular disamping rambut yang berwarna warni. Make up pun dibuat lebih kreatif, bahkan gaya make up seperti bermain theater pun bisa menjadi hal baru yang menyenangkan.

7. Gunakan Apapun Yang Terlihat Bagus Untuk Anda
Gaya harajuku bukan hanya melulu perwujudan protes terhadap gaya fashion saat ini (seperti yang dilakukan gaya punk harajuku), tetapi lebih daripada itu, yaitu bagaimana semuanya tampak indah dikenakan oleh anda. Jika menurut anda stocking corak pelangi atau polka dot cocok dikombinasikan dengan pakaian wol kotak-kotak, maka lakukan lah dengan cara anda!

8. Tersenyum lah dan katakana “chiizu” (cheez dalam bahasa inggris)
Jika anda mengenakan di luar daerah Harajuku District, tentu akan mengundang perhatian orang-orang yang tidak pernah mengenal gaya harajuku. Meskipun perhatian tersebut tampak tidak positif, tetaplah tersenyum dengan anggun, tegakkan kepala anda, jadilah diri sendiri, dan tetaplah bangga dengan apa yang anda kenakan. Namun bila anda mendapat tanggapan positif, bertanya-tanya pada anda, bahkan ingin berfoto bersama anda. Selamat! Anda sukses dengan gaya harajuku anda.
Lalu bagaimana dengan gaya harajuku di Indonesia? Bukan berarti anda harus mengikuti 100% tips di atas. Bisa saja anda menjadikan ini sebagai ide tambahan untuk gaya busana anda, dengan mengambil sebagian unsur harajuku. Ingat! Bahkan di Jepang pun, kebanyakan dari para pria dan wanita hanya berpakaian harajuku ketika mereka berkumpul di saat weekend, dan di hari biasa mereka kembali dalam gaya busana yang normal. Yang penting mereka menemukan cara untuk have fun! Kecuali kalau anda termasuk orang yang sangat PD dan ingin selalu tampil beda. Semoga tips tentang gaya harajuku tersebut dapat memberi inspirasi bahkan memberi dimensi baru dalam gaya berfashion anda.